Metro sebagai kota pendidikan, mungkinkah?

Metro sebagai kota pendidikan, mungkinkah?


Last update: June 11, 2018

Kalo ditanya mungkin, sih mungkin-mungkin aja. Tapi bagaimana kota terpenting kedua setelah Bandar Lampung di bumi sang bumi ruwa jurai ini menata diri?

Analisis letak geografis

Kota metro terletak jauh dari ibukota provinsi, sekitar 45 km dan memerlukan waktu kurang lebih 1 jam jika naik kendaraan bermotor. Metro bukanlah jalur utama transportasi seperti layaknya Gunungsugih atau Natar.

Kota ini jauh masuk dari Tegineneng dan hanya menjadi penghubung ke Sukadana, Lampung Timur. Nah, sejak lintas timur Sumatra resmi dibuka, maka akses ke Lampung Timur pun sudah tidak lewat Metro lagi.

metro-2

Dengan kondisi demikian, apa dampaknya? Tenang, sepi, enak buat belajar. “Enak buat hidup di hari tua”, ujar teman yang pernah tinggal di Metro.

Secara geografis juga, letaknya benar-benar di tengah, ”dikepung” oleh Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah. Alhasil, banyak penduduk sekitar Metro yang notabene secara administratif tinggal di Lampung Tengah atau Lampung Timur, malah menjadikan Metro sebagai tempat tujuan untuk sekolah atau mencari nafkah.

Ambil contoh, kecamatan Pekalongan yang secara administratif masuk ke Kabupaten Lampung Timur. Tapi letaknya nyaris nempel Metro. Buat apa donk jika harus ke Sukadana kalau di Metro sekolahnya lebih bagus.

Sejarahnya, dulu kota ini pernah menjadi ibukota Lampung Tengah, hingga akhirnya dimekarkan menjadi Kota Madya setingkat kabupaten pada tahun 1999.

Analisis tata kota

 

Metro bukanlah kota yang ramai. Penduduknya saja hanya 52,000an jiwa denga luas 6,2 ha. Terbagi menjadi 5 kecamatan dengan luas kecamatan yang kecil-kecil. Jika Anda berjalan-jalan menyusuri kota ini, tidak sampai 3 jam maka Anda sudah bisa menjamah ke-5 kecamatan tersebut dari Bantul sampai bedeng 28.

metro-3

Jalanan sepi, perempatan lampu merah juga tidak ada macet. Kompleks sekolah terpadat di sekitaran 15A, kompleks “kampus”. Di jalan Kampus ini berdiri Universitas Muhammadiyah Metro, juga ada STAIN Jurai Siwo, dan sekolah tinggi lainnya. Dikompleks itu juga berdiri SMP 2 Metro, SMP 4, MAN 2, SMA Ganesa, dan sekolah swasta lainnya. Pada siang dan pagi hari, jalanan ini ramai sekali dipenuhi anak-anak sekolah.

Lokasi ternyaman bisa saya katakan ada di daerah 21. Jalannya lurus, banyak pohon-pohon dan asri. Di jalan Jend. AH Nasution ini banyak terdapat kantor pemerintahan, dari Dinas Pertanahan Nasional, LLAJR, sampai kantor DPR. Juga terdapat beberapa sekolah, sebut saja SMA N 1 Metro, sekolah Yayasan Yos Sudaso (SMA/SMP), dan SMA Teladan. Untuk SMP 1, SMP 3, SD Teladan terletak di pusat kota.

Dukungan pemerintah daerah

Sampai saat ini bisa dikatakan ada estafet Visi Kota Pendidikan dari kepemimpinan Mozes ke Lukman. Jadi visi menjadi Kota pendidikan digarap secara serius dan bukan sekedar slogan semata. Pada tahun 2008, walikota dan jajarannya mengadakan MoU dengan UGM untuk berpartisipisi menuju Metro sebagai kota pendidikan.

Lalu, bagaimana tipe kepemimpinan Lukman menuju Visi Kota Pendidikan? Disampaikan ketika penyambutan walikota saat mudik bareng yang diselenggarakan oleh Kompel Komet, Lukman mengatakan akan sangat serius menuju visi itu.

Diceritakannya perjuangan ketika menuntut ilmu di UGM, sehingga Lukman berpesan anak-anak muda harus mengenyam pendidikan yang bagus demi masa depan yang lebih baik. Lukman juga serius menggarap Kompel Komet (Komunitas Mahasiswa Pelajar Kota Metro), organisasi pelajar/mahasiswa asal Metro yang sedang kuliah atau sekolah di Jogjakarta.

Buktinya beliau antusias sekali dengan komunitas ini, disambutnya langsung ketika mudik bareng tahun 2008, juga melantik langsung para pengurusnya. Tapi saya tidak mengikkuti perkembangannya sekarang.

Fasilitas

Bisa dikatakan seperti masih minim fasilitas. Untuk menjadi kota pendidikan layaknya Jogja masih terlalu jauh tampaknya. Akses toko buku masih sulit, hanya toko buku lokal di kawasan Shopping Center dengan koleksi yang sangat terbatas. (Jadi inget, dulu mau mencari buku SPMB harus dibela-belain ke Gramedia Bandar Lampung).

Sepertinya jaringan informasi seperti internet sudah meluas di kota ini. Hanya yang membuat kaget, mengapa warnet lebih banyak untuk game online? Mungkin ada baiknya ada kebijakan tentang game online, jangan sampai pada keblinger di sana.

Jadi kesimpulannya, sampai saat ini Metro masih menjadi acuan pilihan buat tempat sekolah, jika untuk kuliah masih jauh. Beberapa orang tua lebih percaya dan aman menitipkan anaknya di Metro yang tidak ada apa-apa (tidak ada fasilitas hiburan), berbeda dengan Bandar Lampung yang sudah gelamor.

Oke, jika Anda ada yang berminat meyekolahkan saudara, sepupu, atau anak ke Kota Metro, ini merupakan pilihan yang tepat. Tenang, teratur, bersih, dan mirip Jogja karena banyak orang Jawa di kota ini.

Artikel terkait:

38 thoughts on “Metro sebagai kota pendidikan, mungkinkah?

  1. Metro kota berjuta kenangan disanalah aku lahir dan di besarkan sampai tamat dari sman metro yg sekarang sma negeri 1 metro kalo aku pensiun nanti ingin pulang ke metro menjalani hari tua berkumpul dengan saudara saudara….metroku kota berjuta kenangan….

  2. wah jadi kangen metro, kota tempat kelahiranku yang tenang, tentrem, adem, ayem, pokoknya bener-bener kota yang cocok untuk kota pendidikan

  3. saya mau usul,tolong dong daerah notoharjo 18 polos blog pasar welit di foto, trus sdn notoharjo,smp purnama notoharjo,sma purnama notoharjo, lapangan bola dan balai desa di unggah ke alamatku, saya rindu kampung halaman, disanalah saya dulu kecil, kalau ada yang mau unggah trimakasih yang tak terhingga. kalau bisa sampe jembatan pasa welit saluran ledeng dan sawah di foto, carilah pak margono 18 notoharjo blog kidol, dia pasti mau mengantar kelokasi yang mau anda foto, trims,

  4. Gimana bisa jadi kota pendidikan kalau yang menjamur warnet untuk game? Sementara toko buku nggak ada. Perpustakaan cuma di sekolah2 dan kayaknya yang punya pemda koleksi bukunya dari dulu itu2 aja. Warga Metro, bergaulah dengan buku! apakah di Metro dah ada gerakan membaca buku? lahir komunitas diskusi buku, perpustakaan komunitas buku?Buku akses pengetahuan Bro! Sejak zaman dulu sudah terbukti bapak-bapak pendiri Indonesia tercinta dapat berpikir kritis dari membaca buku.
    Kalau mau jadi kota pendidikan, lahirkan dulu ikatan sosial pecinta buku yang dibutuhkan untuk membangun kesamaan visi.
    Mnurutku, kenapa putra metro yang kuliah di Jawa tidak pulang, karena tidak punya teman yang sevisi, tidak ada fasilitas untuk bersasma-sama membangun visi, merasa tidak berkembang, sehingga merasa begitu kesepian. Akhirnya realistis, kembali ke Jawa.

  5. metro memang kota yang tenang, enak buat b’domisili.
    saya tinggal di metro utara, di 29, dan sayangnya pohon-pohonnya udah ga sebanyak dulu.
    Pernah saya baca sejarah kota metro, yang awalnya merupakan bedeng-bedeng bikinan Belanda buat para transmigran pribumi dr jawa (makanya di metro, klo nyebut alamat bisa pke nomor dan kebanyakan yang tinggal orang jawa (kayaknya, maaf klo salah)).
    wah, pokokny bukunya seru..
    walopun metro udik,,bakal tetep ngangenin,,

    1. bener tuh. sebutin aja nama bedengnya,pasti ketemu. mayoritas disini org jawa tengah dan yogya.

  6. Aku dulu sekolah di lokasi Kampus 15 A Metro, dulu suasananya memang benar benar tenang semua anak sekolah diri kalangan bawah sampai anak bupati naik sepeda, kalau pagi berduyun duyun siswa berangkat sekolah naik sepeda terliahat begitu akrab, antara satu sekolah dengan sekolah lain, aku dulu tinggal di 15 B Timur, hanya saja sekarang saya lihat lapangan di depan mesjdi, persisnya di depan Rumah Dinas Bupati kok kesannya kumuh ya, dah gak enak di pandang……., apa tidak lebih taman hiburan dipindah ke lapangan samber saja ya…..

    1. Sampai sekarang jalan kampus memang masih rame ma pelajar bu,, cuman kalo yg pake sepeda udah jarang bgt. Tuh lapangan namanya Taman Medeka bu, banyak orang jualan disana. mungkin di samber terlalu panas, peneduhnya lbh dikit dibanding taman. tpi bisa tuh bu diusulkan ke pak wailkota

    1. makanya ayo orang metro yg pada kuliah di Jawa kembalilah ke Metro dan membangun daerah di Lampung

  7. MEtro Kotany tenang…cocok buat Hari Tua…pergi jauh merantau kemana2 tetap juga kangen ketenangan kota Metro walaupun susah cari hiburan…Semoga bisa jadi kota pendidikan Yang Berkuwalitas.

    1. setuju. Metro emang asyik, seperti di Jawa rasanya…walo aslinya di bumi Sumatra

    2. Setuju… selalu bikin kangen. Saya dulu tinggal di 16A dan selalu kangen utk kembali ke sana. Untuk jadi kota pendidikan, terbukti SMANSA banyak menelorkan lulusan-lulusan terbaik yg bersaing sampai ke mancanegara. Apalagi sekarang ada international class-nya…

  8. kota metro pasti bisa menjadi kota pendidikan!!!
    dan pemuda kota metro terus bersemangat membangun kota pendidikan!

  9. tenang az pak/ buk??!!!
    Kta akn bjuang ntuk Kota Metro tercinta….
    aq ndukung Metro jdi kta Pendidikan!!!
    bwat tmen” Sbaek.a gk ush Nge-gme dlu!! inget ude w semesteran!!!
    Bwat smp 1 “Mga2 nax SMP 1 tmbh SMART n RENDAH HATI”…
    Bwat my best friend laily Jngn Pcrn ya???

  10. aku pernah 1 tahun tinggal dimetro. asliku Jogja. gak ada bedanya ketemu wong jowo meneh…, cuma hobiku nonton, kl nonton bela belain deh ke karang naik motor.
    Tapi untung ada persewaan VCD Ultra Disc dekat bank mandiri. jadi ada hiburan.

  11. mari bersama2 majukan kota metro. pengen juga sih majuin kota ini, secara aku dari kecil dan besar di sna.. mungkin msh langka, tpi kalo denger2 penerimaan cpns pemda yg pake bayar duit puluhan mpe ratusan juta, jd illfill duluan…

    1. Sepertinya tidak, apalagi sejak jamannya Pak Lukman. Saudara-saudara saya 7 orang, juga tetangga & teman diangkat pegawai negeri 2 taun belakangan ini tanpa keluar uang sedikitpun…

  12. Tidak ada yang tidak mungkin Bro.. Untuk mewujudkannya semua kalangan: pemerintah (terutama aparat dinas pendidikan), lembaga pendidikan dari Paud, TK sampai Perguruan Tinggi, guru, masyarakat, pengusaha, dsb harus ambil bagian.. ga bisa jalan sendiri-sendiri.. semua harus punya andil.. harus ada kata “sepakat” dan “kompak” untuk mewujudkannya.. kalau perlu deklarasi bersama seluruh masyarakat Metro..

    Kuncinya, niat harus kuat, jangan setengah2.. semangat harus terwujud (ada obsesi dan ambisi).. usaha yang sungguh2.. dan dukungan dari semua pihak.. (yang harus dibangun di mainframe kita adalah semua masyarakat yang tinggal di Kota Metro harus bisa merasakan pendidikan yang gratis tetapi tetap berkualitas!)

    Negara lain aja bisa, kayak Finlandia aja okey banget.. juga di Indonesia seperti Kabupaten Jembrana.. mereka bisa mewujudkan pendidikan gratis (bukan sekedar slogan!) tapi real..

  13. Metro menurutku, dari jumlah unit sekolah yang lebih dibandingkan daerah lain (dibawah Bandar Lampung), lumayan sulit juga untuk menjadi kota berbasis pendidikan.

  14. Mungkin aja sih metro jadi kota pendidikan asalkan saja pemerintah daerahnya mau bekerja keras mewujudkannya, mungkin salah satu strateginya adalah memindahkan beberapa fakultas di UNILa di kkota metro atau UNILA harus penya kampus II di kota metro, biar mahasiswa yang ke kota metro juga bisa bertambah tidak hanya sekolah swasta aja…
    selain itu juga SDM harus ditingkatkan…. kalo melihat SDM sebanyaknya banyak putra daerah asli Metro yang potensial…
    kebanyakan mereka sebagai putra daerah Metro yang banyak menempuh pendidikan di Luar propinsi seperti jawa enggan untuk kembali lagi kedaerah asal (seperti Saya contohnya, he… he.. yang nambah nyantol jadi Dosen di Purwokerto) habis melihat potensi tuk pengembangan diri yang masih belum memadai…

Leave a comment